Stasiun pengisian bahan bakar umum di Jalan Haji Agus Salim Kota Padang terbakar sekitar jam 14.50 WIB, Jumat (21/9/2018). (Foto : Wahyu)



Isu Merebak Pascakebakaran SPBU Sawahan

PADANG (SumbarFokus)

Pasca terbakarnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 14.251.519 yang berlokasi di Jalan Haji Agus Salim Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), sekitar jam 14.45 WIB, Jumat (21/9/2018), hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan penyebab kebakaran itu.

Di tengah upaya pihak kepolisian mengungkap penyebab kebakaran tersebut berkembang informasi bahwa selama ini SPBU Pertamina 14.251.519 itu sering melayani pihak tertentu untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) menggunakan jeriken.

Beredar pula informasi bahwa pemicu terbakarnya SPBU itu akibat saat itu ada mobil mengisi BBM menggunakan jeriken dalam jumlah besar. 


Akibat kebakaran itu separoh dari bangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum yang dikenal dengan SPBU Sawahan itu ludes dan menghanguskan dua unit pompa.

Selain menghanguskan beberapa tempat pengisian bahan bakar, api juga menghanguskan satu unit mobil, dan dua sepeda motor. Mobil tersebut disebut-sebut memiliki tangki pengisian bahan bakar yang telah dimodifikasi oleh pemiliknya.

Salah seorang warga Noviarida (60) mengatakan, saat itu dirinya melihat api tiba-tiba membesar di salah satu tempat pengisian bahan bakar kemudian menjalar di sekitar SPBU. Saat itu kata dia, petugas SPBU terlihat berupaya untuk memadamkan api. Namun karena api terus membesar mereka tidak mampu memadamkannya.

“Api membesar begitu cepat dan menjalar. Saya tidak mendengar ledakan, tapi yang jelas api langsung membesar,” kata dia pada wartawan saat peristiwa kebakaran itu terjadi Jumat siang.

Sementara operator SPBU Yudi (23) mengaku percikan api tiba-tiba muncul ketika mobil angkutan kota berarna kuning mengisi minyak dan api langsung membesar.

"Saat sedang mengisi bahan bakar, ada percikan api yang timbul dari angkot tersebut. Lantas api itu  mengenai bahan bakar dan api membesar," sebutnya kepada SumbarFokus.


Sementara menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang, Hendrizal Azhar, kebakaran diduga terjadi akibat ada percikan api dari nozzle (corong) atau selang pengisian bahan bakar yang dimasukkan ke dalam jeriken sehingga menimbulkan korsleting dan percikan api.

Meski dia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kata dia, proses pemadaman api cukup berbahaya karena di dalam mobil terbakar terdapat 20 jeriken berisi BBM. Api akhirnya dapat dipadamkan satu jam kemudian, sementara total kerugian atas peristiwa itu belum diketahui.

“Kita berupaya mencampurkan air dengan detergen agar api tersebut lebih cepat dipadamkan,” katanya.

Sementara itu, Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I Rudi Ariffianto menyatakan, Pertamina sangat prihatin dan menyayangkan terjadinya insiden di SPBU Saahan itu.

Ia mengatakan, pihaknya telah menegaskan kepada semua SPBU untuk tidak melayani konsumen uang menggunakan jeriken

“Penggunaan jeriken, tangki modifikasi, atau modifikasi kendaraan seperti pada knalpot, sangat membahayakan dan Pertamina sesuai ketentuan yang ada dan untuk pemenuhan kepatuhan terhadap aspek HSSE, telah menegaskan bahwa konsumen dengan karakteristik semacam itu tidak boleh dilayani,” katanya pada wartawan.

Ia mengatakan, selama ini SPBU yang terbukti masih memberikan pelayanan pada konsumen yang menggunakan jeriken telah banyak diberikan sanksi atau pembinaan.

Oleh karena itu, kata dia, kejadian di SPBU Sawahan ini harus dan tidak boleh ditawar lagi untuk dijadikan momentum untuk lebih mengindahkan aspek keselamatan bersama dengan betul-betul memperhatikan ketentuan pengisian BBM di SPBU.

“SPBU Sawahan dihentikan operasinya sementara namun pasokan BBM untuk masyarakat tetap aman dan dapat memperoleh BBM di SPBU terdekat, yaitu SPBU 14.251.522 dan 14.251.582 yang memiliki pasokan yg sangat cukup,” katanya. (005)

 

Editor :  -

COPYRIGHT © SUMBARFOKUS 2022